BOGOR – GarudaInfo.com - Dalam momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kembali menegaskan bahwa pendidikan adalah fondasi utama kebangkitan bangsa. Disiarkan secara nasional dari Bogor, Jumat (2/5/2025), Presiden menekankan bahwa pendidikan menentukan apakah Indonesia mampu menjadi negara maju atau terus tertinggal.
“Pendidikan adalah penentu apakah bangsa ini akan menjadi negara maju atau tetap miskin,” ujarnya.
🎯 Dana Pendidikan dan Tantangan Infrastruktur
Presiden mengungkap bahwa saat ini lebih dari 22 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dialokasikan untuk sektor pendidikan. Meski demikian, ia mengajak seluruh jajaran pemerintahan—baik pusat maupun daerah—untuk lebih jujur dan tanggap atas kenyataan di lapangan.
“Kita masih melihat banyak sekolah rusak. Toilet cuma satu. Ini tanggung jawab semua pihak,” tegasnya.
Dari data yang dipaparkan, dana saat ini hanya mampu memperbaiki sekitar 11 ribu dari total 330 ribu sekolah di Indonesia. Jika dibiarkan tanpa efisiensi, dibutuhkan waktu lebih dari 30 tahun untuk menyelesaikannya.
💻 Digitalisasi Sekolah dan Pemerataan Akses Guru
Sebagai bentuk solusi konkret, Presiden Prabowo mengumumkan program digitalisasi sekolah melalui penyediaan layar interaktif atau smart TV di seluruh sekolah. Hal ini akan mendukung pembelajaran daring dari para guru terbaik yang mengajar dari studio pusat.
“Ini akan membantu sekolah di pelosok yang kekurangan guru spesialis. Kita ingin pendidikan terbaik sampai ke seluruh pelosok nusantara,” ujarnya.
🎓 Dukungan untuk Guru dan Penguatan Kualitas SDM
Presiden juga mengumumkan pemberian bantuan pendidikan bagi para guru yang belum memiliki ijazah S1 atau D4. Ini adalah bagian dari upaya meningkatkan kualitas pengajar, sehingga generasi muda Indonesia mendapatkan pendidikan yang setara dan berkualitas.
Ia juga menyebut rencana kenaikan gaji hakim, sebagai bagian dari reformasi di sektor hukum, karena integritas lembaga pendidikan dan hukum saling berkelindan dalam pembangunan bangsa.
🍲 Program Makan Bergizi: Edukasi dan Ekonomi Sekaligus
Selain fokus pada pendidikan formal, Presiden Prabowo menekankan pentingnya keberlanjutan program Makan Bergizi. Saat ini program tersebut telah menjangkau lebih dari 3 juta penerima manfaat, dan ditargetkan mencapai 82,9 juta pada November 2025.
Program ini tak hanya meningkatkan gizi anak-anak Indonesia, namun juga berdampak langsung pada perekonomian desa.
“Program ini bisa menggerakkan uang 400–500 persen di desa. Jadi bukan sekadar bantuan, ini investasi gizi dan ekonomi,” ucap Presiden.
🛡️ Seruan Persatuan dan Efisiensi untuk Masa Depan
Presiden menutup pidatonya dengan menyerukan pentingnya kerja cepat, efisiensi, dan semangat nasionalisme dalam menyongsong masa depan.
“Bangsa lain berlari. Kita tidak boleh jalan di tempat. Kita harus mengelola kekayaan dengan jujur dan benar, agar bisa memberikan pendidikan terbaik untuk rakyat.”
Dalam suasana Hardiknas, Presiden mengajak seluruh elemen masyarakat—dari guru, pelajar, buruh, nelayan, pengusaha, hingga pejabat—untuk bersatu membangun bangsa yang cerdas, kuat, dan sejahtera.
Komentar