|
Menu Close Menu

Prabowo Ikuti Jejak Sang Ayah, Sampaikan Pesan Indonesia di Sidang Umum PBB

Senin, 22 September 2025 | 13.00 WIB

  


Jakarta – Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan menyampaikan pidato pada Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025).

Kehadiran Presiden Prabowo menjadi momen bersejarah, mengulang jejak perjuangan diplomasi ayahnya, almarhum Sumitro Djojohadikusumo.

Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal, menilai kehadiran Presiden Prabowo di forum PBB melanjutkan tradisi keluarga pejuang diplomasi. “Kami rakyat Indonesia berharap, sebagaimana almarhum Sumitro, Presiden Prabowo dapat terus memperjuangkan upaya dunia untuk memperkokoh multilateralisme,” ujar Dino Patti Djalal melalui keterangan pers yang diterima pada Sabtu, (20/9/2025).

Pada periode 1948–1949, Sumitro memimpin delegasi Indonesia di PBB pada masa yang menentukan perjalanan sejarah bangsa. Salah satu kiprah monumental adalah memorandum yang dikirim dari Kantor Perwakilan RI di PBB kepada Pejabat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Robert A. Lovett.

Memorandum tersebut, yang kemudian dimuat The New York Times pada 21 Desember 1948, mengecam agresi militer Belanda sebagai ancaman terhadap upaya menjaga ketertiban dunia. Agresi itu dinilai melanggar Perjanjian Renville serta merusak legitimasi PBB.

Selain itu, Sumitro aktif menggalang dukungan dari negara-negara Asia. Pada pertemuan di India pada Januari 1949, ia berhasil menyatukan solidaritas untuk menghentikan agresi Belanda sekaligus menuntut pembebasan para pemimpin Republik. Upaya diplomatik itu berujung pada pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda melalui Konferensi Meja Bundar pada Desember 1949.

Dino menilai, pidato Presiden Prabowo di Sidang Umum PBB akan memberi angin segar di tengah merosotnya semangat multilateralisme global. “Multilateralisme di mana-mana kini sedang dalam kondisi terpuruk,” ujar mantan Wakil Menlu 2014 tersebut. 

Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Badan Komunikasi Pemerintah, Hamdan Hamedan, menekankan makna strategis kehadiran Presiden Prabowo. Ia dijadwalkan berbicara di urutan ketiga, setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat. “Pada saat ruangan penuh, atensi dunia tertuju, dan pesan yang disampaikan dapat membentuk nada serta arah diskusi utama dalam Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB,” kata Hamdan di Jakarta, Jumat (19/9/2025).

Setelah 10 tahun absen, Presiden Indonesia kembali tampil di panggung utama dunia. Pidato Presiden Prabowo di Sidang Umum PBB menjadi momentum penting untuk menegaskan posisi Indonesia sebagai bangsa besar yang aktif memperjuangkan diplomasi internasional. “Ini merupakan penampilan langsung Presiden Indonesia di forum UNGA setelah lebih dari satu dekade. Momentum ini menegaskan peran Indonesia di garis depan diplomasi internasional sekaligus komitmen terhadap penguatan multilateralisme,” pungkas Hamdan.

Bagikan:

Komentar